Rabu, 16 November 2016

Mau Ke Singapore? Check Info Ini Dulu Yuk

This is it! Bugis Village aka Kampong Arab in Singapore
Pada 16 April 2016 lalu saya dan adik memutuskan untuk berlibur hemat ke singapore aka backpackeran. Sebenarnya kepentingan saya ke singapore adalah untuk mendapatkan stempel pada paspor baru saya yang masih kosong karena memang rencana membuat paspor  supaya bisa apply schengen visa. Awalnya saya memang ingin pergi ke Irlandia namun untuk beberapa alasan ditunda. Teman bilang untuk mendapatkan visa eropa bukan hal mudah, dengan nama arab seperti nama saya apalagi sama sekali belum pernah berkunjung ke luar negri. Bisa dicurigai sebagai “Terorist”? isn’t it ridiculous?!
Well singapura, negaranya memang tidak sebesar Indonesia namun maju. Saya suka sekali dengan tatanan kotanya, disetiap sudut jalan bersih, publik transportasinya juga nyaman termasuk orang-orangnya yang disiplin. Pengalaman pergi ke singapore buat saya cukup unik dan mengesankan. Terbang menggunakan Lion Air, berangkat dari Soeta jam 11.20 waktu indonesia sampai Changi Airport jam 14.00 waktu singapore. Setibanya di Changi Airport saya sempat kebingungan ketika ingin membeli tiket MRT, maklum saja pertama kali keluar negri. 
Sistem pembelian tiket di singapore sangat berbeda dengan sistem pembelian tiket di Indonesia di singapore hampir semuanya dilayani oleh mesin sedangkan di indonesia hampir semuanya manual. Saya coba mengantri di depan mesin pembelian standard tiket, di dalam kebingungan saya hanya bisa memperhatikan orang orang yang ada di depan saya bagaimana mereka mendapatkan tiket sampai akhirnya tibalah giliran saya. Waktu itu saya tidak punya uang kecil, yang ada di dompet hanya 50 sgd, saya pikir mungkin mesin bisa memberikan kembaliannya namun lucunya uang saya berputar-putar di mesin selama 10 menit sementara yang ngantri di belakang saya semakin banyak dan hati saya semakin tidak enak :D beruntung ada bule disebelah saya yang juga sedang membeli tiket memberitahu klo uangnya terlalu besar, he said you need to exchange it, go above there is money changer. Karena sudah kesorean akhirnya saya putuskan untuk membeli kartu Singapore Tourist Pass saja.
Sebelumnya saya ingin membeli standard tiket mengingat tujuan saya hanya satu yaitu mengunjungi Kampong Glam dimana saya bisa melihat Masjid Sultan Singapore dan mendapatkan makanan halal dengan mudah. Karena keterbatasan waktu yang saya punya, tidak banyak tempat di singapura yang bisa saya kunjungi jadi tidak banyak MRT yang saya gunakan. Perjalanan saya ke singapura was a very short trip hanya 2 hari 1 malam, menurut saya standard tiket ini pas untuk saya yang pasti lebih murah dan hemat, namun karena gaptek akhirnya yang saya gunakan adalah STP.
By the way standard tiket ini dapat dibeli di semua station MRT melalui GTM, cara pemakaiannya sama seperti STP bisa di top up dan di refund dengan ketentuan 6 kali pemakaian selama 30 hari.

MRT Standard Ticket

Namun, jika kita punya banyak waktu dan ingin menjelajah seluruh singapore lebih baik gunakan Singapore Tourist Pass (STP). STP adalah kartu pass untuk menaiki transportasi umum secara unlimited, di desain untuk turis yang tinggal for a short trip 1-3 hari, bisa digunakan untuk MRT ataupun LRT (Train and Bus), bisa di top up dan di refund dengan sistem sewa kartu, ada deposit sebesar $10 yang akan dikembalikan setelah kartu STP dikembalikan ke counter dalam waktu 5 hari.
Buku STP ini bisa didapatkan di Changi Airport
Kartu Singapore Tourist Pass dapat dibeli di counternya langsung atau pesan lewat internet dengan 3 pilihan, bisa dilihat harganya  disini :


The Singapore Tourist Pass in 3 Options
Karena tidak di semua station kartu STP dapat dibeli dan direfund, berikut info counter-counter yang dapat digunakan untuk membeli dan merefund STP :


TransitLink Ticket Office and Operational Hours

Setelah semuanya beres akhirnya kita bisa lanjutkan perjalanan menuju Kampong Glam aka Bugis Village dimana mayoritas muslim singapura stay.... To be continue yah guys :)

Semoga bermanfaat. 



6 komentar: