Rabu, 16 November 2016

Trip To Kampung Arab In Singapore

Masjid Sultan Singapore

Singapura memang negara yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, khususnya bagi orang indonesia. Selain jaraknya yang dekat, banyak juga tempat wisata yang menarik di sana seperti Masjid Sultan di Kampong Glam atau Kampung Arab, letaknya ada di Area Bugis. Bagi wisatawan muslim rasanya belum afdhol ketika berkunjung ke singapore namun belum datang ke Kampong Glam. 

Dari Changi Airport menuju Kampong Glam jalurnya adalah East West Line (garis hijau) naik MRT yang turun di Tanah Merah, dari Tanah Merah bisa dilanjutkan dengan MRT ke Bugis. 



Peta Singapura



Coba perhatikan Peta di atas yang saya dapat dari buku Singapore Tourist Pass di Changi Airport. Buku STP sangat membantu saya khususnya yang baru pertama kali datang ke Singapore, di dalamnya ada banyak informasi.


Kampong Glam Heritage Trail


Kampong Glam atau Kampung Arab ini buat saya sangat menarik, sebelum akhirnya memutuskan untuk travel ke Kampong Glam, saya sempat browsing beberapa tempat di Singapore. Sebenarnya semuanya menarik namun Kampong Glam lebih menarik perhatian saya karena dekat dengan Masjid Sultan. Saya juga bisa sangat mudah menemukan makanan halal dengan banyaknya resto timur tengah dan melayu, ada juga nasi padang disepanjang jalan disana, banyak sekali toko oleh-oleh dan baju muslim (abaya). Saya juga dapat hotel yang lumayan bagus dan murah hotel 5footway.in Bugis, jaraknya dekat sekali dengan Masjid Sultan, setiap pagi dapat breakfast yang bervariasi.


Kawasan Masjid Sultan 


Bisa dilihat disepanjang jalan kawasan Masjid Sultan terdapat banyak restoran dan tempat membeli oleh-oleh, ada juga beberapa hotel dan hostel. Kawasan ini selalu ramai oleh turis, ketika saya berkunjung ke sana yang saya lihat ternyata bukan hanya turis muslim tapi banyak juga yang datang dari Amerika dan Eropa. Apa yang membuat mereka tertarik dengan kawasan Arab ini yah? Saya pikir cuma muslim yang tertarik untuk travel ke Bugis.


Nasi Campur Resto Melayu Masjid Sultan

Saya agak lupa lupa ingat nama makanan ini, sekilas mirip makanan Indonesia tapi saya beli di resto melayu di depan Masjid Sultan, harganya lumayan murah klo untuk makan enam orang karena ini porsi besar dan komplit tapi waktu itu saya hanya berdua dengan adik saya, tidak ada porsi kecilnya jadi yah makannya hanya sedikit... 

Bus Changi Village

Dua hari trip to singapore membuat saya kagum pada negara singa ini, terutama pada keindahan dan kebersihan di setiap sudut kota, publik transportasinya bagus juga kedisiplinan orang-orangnya. Disini jika kamu buang sampah sembarangan dendanya lumayan besar dan sepertinya harga parkir mobil pribadi pun mahal. Kebanyakan Orang-orang singapore lebih memilih menggunakan MRT untuk berpergian karena super nyaman. No smoking, no drinking,  no eating inside MRT, untuk orang-orang lanjut usia disediakan reserved seat.

Saya rasa very short trip saya ini masih belum membuat saya puas, maunya sih bisa menjelajah seluruh singapore dan mungkin suatu saat nanti insya ALLAH jika ada kesempatan mau balik lagi ke singapore. Oh ya saya lihat bus Changi Village ini di depan station MRT, sempat saya foto. Mungkin bus ini adalah bus menuju Changi Airport dari Bugis. 

Nah dari singapore the next country i wanted to visit is Malaysia. Saya memang sengaja mencoba jalan darat yang katanya lumayan dekat. Wilayah yang langsung berbatasan dengan singapore adalah kota Johor Bahru di Malaysia, dari Johor Bahru bisa langsung naik Bus ke Kuala Lumpur. Lebih hemat loh. 

Tunggu cerita selanjutnya yah guys... Don't miss it!

Mau Ke Singapore? Check Info Ini Dulu Yuk

This is it! Bugis Village aka Kampong Arab in Singapore
Pada 16 April 2016 lalu saya dan adik memutuskan untuk berlibur hemat ke singapore aka backpackeran. Sebenarnya kepentingan saya ke singapore adalah untuk mendapatkan stempel pada paspor baru saya yang masih kosong karena memang rencana membuat paspor  supaya bisa apply schengen visa. Awalnya saya memang ingin pergi ke Irlandia namun untuk beberapa alasan ditunda. Teman bilang untuk mendapatkan visa eropa bukan hal mudah, dengan nama arab seperti nama saya apalagi sama sekali belum pernah berkunjung ke luar negri. Bisa dicurigai sebagai “Terorist”? isn’t it ridiculous?!
Well singapura, negaranya memang tidak sebesar Indonesia namun maju. Saya suka sekali dengan tatanan kotanya, disetiap sudut jalan bersih, publik transportasinya juga nyaman termasuk orang-orangnya yang disiplin. Pengalaman pergi ke singapore buat saya cukup unik dan mengesankan. Terbang menggunakan Lion Air, berangkat dari Soeta jam 11.20 waktu indonesia sampai Changi Airport jam 14.00 waktu singapore. Setibanya di Changi Airport saya sempat kebingungan ketika ingin membeli tiket MRT, maklum saja pertama kali keluar negri. 
Sistem pembelian tiket di singapore sangat berbeda dengan sistem pembelian tiket di Indonesia di singapore hampir semuanya dilayani oleh mesin sedangkan di indonesia hampir semuanya manual. Saya coba mengantri di depan mesin pembelian standard tiket, di dalam kebingungan saya hanya bisa memperhatikan orang orang yang ada di depan saya bagaimana mereka mendapatkan tiket sampai akhirnya tibalah giliran saya. Waktu itu saya tidak punya uang kecil, yang ada di dompet hanya 50 sgd, saya pikir mungkin mesin bisa memberikan kembaliannya namun lucunya uang saya berputar-putar di mesin selama 10 menit sementara yang ngantri di belakang saya semakin banyak dan hati saya semakin tidak enak :D beruntung ada bule disebelah saya yang juga sedang membeli tiket memberitahu klo uangnya terlalu besar, he said you need to exchange it, go above there is money changer. Karena sudah kesorean akhirnya saya putuskan untuk membeli kartu Singapore Tourist Pass saja.
Sebelumnya saya ingin membeli standard tiket mengingat tujuan saya hanya satu yaitu mengunjungi Kampong Glam dimana saya bisa melihat Masjid Sultan Singapore dan mendapatkan makanan halal dengan mudah. Karena keterbatasan waktu yang saya punya, tidak banyak tempat di singapura yang bisa saya kunjungi jadi tidak banyak MRT yang saya gunakan. Perjalanan saya ke singapura was a very short trip hanya 2 hari 1 malam, menurut saya standard tiket ini pas untuk saya yang pasti lebih murah dan hemat, namun karena gaptek akhirnya yang saya gunakan adalah STP.
By the way standard tiket ini dapat dibeli di semua station MRT melalui GTM, cara pemakaiannya sama seperti STP bisa di top up dan di refund dengan ketentuan 6 kali pemakaian selama 30 hari.

MRT Standard Ticket

Namun, jika kita punya banyak waktu dan ingin menjelajah seluruh singapore lebih baik gunakan Singapore Tourist Pass (STP). STP adalah kartu pass untuk menaiki transportasi umum secara unlimited, di desain untuk turis yang tinggal for a short trip 1-3 hari, bisa digunakan untuk MRT ataupun LRT (Train and Bus), bisa di top up dan di refund dengan sistem sewa kartu, ada deposit sebesar $10 yang akan dikembalikan setelah kartu STP dikembalikan ke counter dalam waktu 5 hari.
Buku STP ini bisa didapatkan di Changi Airport
Kartu Singapore Tourist Pass dapat dibeli di counternya langsung atau pesan lewat internet dengan 3 pilihan, bisa dilihat harganya  disini :


The Singapore Tourist Pass in 3 Options
Karena tidak di semua station kartu STP dapat dibeli dan direfund, berikut info counter-counter yang dapat digunakan untuk membeli dan merefund STP :


TransitLink Ticket Office and Operational Hours

Setelah semuanya beres akhirnya kita bisa lanjutkan perjalanan menuju Kampong Glam aka Bugis Village dimana mayoritas muslim singapura stay.... To be continue yah guys :)

Semoga bermanfaat.